Pada hari wisudanya sang ayah datang dan membawa sebungkus kado. Dengan titik air mata sang ayah memberi selamat dan kado itu pada anaknya. si anak pun menerima kado itu dan membukanya. Saat dilihatnya kado itu berisi kitab suci, bukan kunci mobil seperti yang di harapkannya. Si anakpun marah lalu membuang kitab suci itu dan berlalu pergi meninggalkan ayahnya dengan ribuan mata memandang. Sejak kejadian itu si anak tak pernah kembali pada ayahnya walaupun rindu menghantuinya, karna dendam diapun tak hiraukan rasa rindu itu.
Sampai pada suatu hari sang ayahpun meninggal dunia, si anakpun diminta datang untuk menerima warisan yg seluruhnya diberikan padanya. Si anakpun datang kerumahnya dan memperhatikan tiap sudut ruangan dan barang2 yang mereka miliki dan sampailah ia di kamar sang ayah. Disana ia menemukan sebuah kado yg dulu pernah diberikan ayahnya ia membuka kado itu.
Dihalaman pertama ada tulisan tangan ayahnya. Saat membaca, sebuah benda terjatuh dan dilihatnya. Ternyata sebuah kunci, di kunci itu tertulis nama dealer yg dulu pernah didatanginya. Di halaman terakhir kitab itu terdapat surat kendaraan lengkap atas nama nya. Disana tertulis tanggal pembelian tepat sehari sbelum wisudanya dan ia pun berlari ke garasi, didapatinya mobil sport yg penah dilihatnya bersama sang ayah. Mobil yg penuh debu, yg masih terbungkus rapi.
Seberapa mahal dan berharganya kita pernah kehilangan barang, namun sangat menyesal jika kita kehilangan orang-orang yang kita cintai (sebelum mminta maap padanya), hari ini berikan yang terbaik apa yang kamu miliki jangan pernah pertanyakan apa yang sudah kamu dapat dari apa yang kamu berikan.
0 komentar:
Post a Comment